MALAIKAT TANPA SAYAP

TAG :

drama
   3 PENGHARGAAN   
OFFICIAL
Screening In Pune and Mumbai
(Malaikat Tanpa Sayap)
11th Pune International Film Festival
SINOPSIS

"Kita punya pilihan buat jalanin hidup. Tapi kita nggak punya pilihan, buat mati..."

VINO (Adipati Dolken) adalah produk keluarga menengah ke atas yang tidak terlalu dekat dengan keluarga. Ketidakpeduliannya berubah jadi kemarahan, setelah papanya, AMIR (Surya Saputra) bangkrut akibat ditipu rekan bisnisnya hingga mereka pindah dari perumahan elite ke rumah kontrakan di gang. Mamanya, MIRNA (Kinaryosih) jenis perempuan yang baik-baik saja selama suaminya juga dalam keadaan mapan. Begitu suaminya bangkrut, Mirna malah kabur dari rumah. Bahkan tega meninggalkan, WINA (Geccha Qheagaveta), putrinya yang berusia 5 tahun.   

Keadaan tambah parah, saat Vino nunggak SPP hingga tiga bulan. Ia tidak terima saat pihak sekolah memberinya surat peringatan. Karena selama ini, Amir cukup rajin memberi sumbangan buat yayasan. Ia malah melabrak Kepala Sekolah, bahkan mengambil keputusan drastis; keluar dari sekolah. Sementara Wina mendapat kecelakaan, terjatuh di kamar mandi kontrakan yang kondisinya memang parah. Dari hasil rontgen Wina diharuskan menjalani operasi, kalau tidak kakinya infeksi dan harus diamputasi. 

Amir tidak punya uang untuk operasi Wina. Vino menyalahkan Amir sebagai orangtua yang tidak bertanggungjawab; Pantas saja Mama meninggalkan Papa...Saat Wina membutuhkan transfusi darah karena pendarahan, Suster memanggil keluarga korban dan menyebutkan golongan darah Wina yang cukup langka; A rhesus negatif. Vino yang mempunyai golongan darah yang sama, mengajukan diri untuk diambil darahnya. Saat itulah, CALO (Agus Kuncoro) yang sedang mencari pendonor jantung mendengar hal itu.

Calo mendekati Vino, ia menawari Vino untuk menjadi pendonor jantung! Vino amat terkejut. Calo itu beralasan, ada resipien (calon penerima jantung) yang golongan darahnya sama dengan Vino. Maka Vino adalah pilihan yang tepat. Vino amat marah dengan Calo. Ia tidak akan menjual jantungnya pada Calo! Tapi Calo dengan santai, berkata di Jakarta apa yang tidak bisa dibeli?

Saat di rumah sakit itulah Vino bertemu dengan MURA (Maudy Ayunda), gadis cantik yang sedang duduk di ruang tunggu. Mereka bicara sangat singkat. Bahkan mereka tidak sempat berkenalan, karena tiba-tiba ada yang memanggil gadis  cantik itu; Mura. Ternyata ia adalah Papa Mura, LEVRAND (Ikang Fawzi). Mereka tampak dekat satu  sama lain. Sangat berbeda dengan Vino yang hubungannya tidak harmonis dengan kedua orangtuanya.  

Amir dan Vino dengan caranya masing-masing berusaha untuk mendapatkan uang untuk operasi Wina. Tapi keduanya gagal. Vino yang mengalami jalan buntu mengambil keputusan; menerima tawaran Calo untuk menjadi pendonor. Calo memberinya uang muka cukup besar. Hingga Vino bisa membiayai operasi Wina. Amir amat terkejut, ia bertanya pada Vino darimana ia mendapatkan uang. Tapi Vino tidak mau memberitahu. Yang jelas, ia tidak mencuri...

Vino bertemu lagi dengan Mura di rumah sakit yang sama. Tidak terduga Vino tahu nama Mura, karena ia sempat mendengar Levrand memanggilnya. Mura tertegun. Vino dengan santai berkata; Otak punya kemampuan menyaring mana yang pantas diingat, mana yang tidak. Seperti sebuah nama. Namanya. Mura...  

Mura ingin menjenguk Wina. Saat menjenguk, Mura berjanji akan memberi Wina boneka. Karena ia punya boneka banyak. Vino  mengaku kalau ia sudah tidak sekolah karena ia tidak punya biaya. Mura bilang kalau ia homeschooling. Vino meledek, pantes Mura punya banyak boneka. Karena ia tidak punya teman. Mura merengut, baginya hal itu tidak berpengaruh buatnya. Ia bisa punya banyak teman lewat jejaring sosial. Mura menilai Vino cynical. Vino malah mengajak Mura jalan, untuk membuktikan kalau ia tidak sesinis perkiraan Mura. Esoknya, Vino mengajak Mura untuk merasakan interaksi di dunia nyata...Mereka yang masih usia SMU malah mendatangi kampus dan berlagak mahasiswa di situ...

Sementara itu, diam-diam Amir menjadi supir taksi. Saat ini, hanya itulah yang bisa ia lakukan. Dengan uang dari Calo, Vino bahkan bisa mendapatkan rumahnya kembali yang disita Bank. Semua masalah menjadi beres. Dan Vino merasa mendadak hidupnya berwarna, karena mengenal Mura. Vino yang awalnya sempat putus asa hingga bertransaksi dengan Calo, mulai goyah. Ia tidak mau mendonorkan jantungnya. Kepindahannya dari rumah kontrakan ke rumah lamanya, ia pikir bisa menghilangkan jejaknya dari Calo. Tapi ternyata, Calo dapat menemuinya.

Vino beralasan, kalau ia tidak jadi mendonorkan jantung. Ia akan mengembalikan uangnya pada Calo. Calo memakinya, uang darimana?! Calo minta Vino jangan macam-macam, atau Mura akan celaka! Vino kaget karena Calo tahu soal Mura. Ia tidak terima, Calo macam-macam pada Mura! Calo membentaknya, kalau resipien itu adalah Mura! Vino tertegun, ia tidak percaya...Calo meyakinkan, kalau Mura memang resipien. Tapi Mura dan Levrand tidak tahu kalau Vino lah calon pendonor...

Vino berada di persimpangan. Ia merasa hidupnya berwarna setelah bertemu Mura, bahkan ia berniat membatalkan transaksi dengan Calo. Karena dengan Mura, ia melihat masa depan. Tapi di pihak lain, kalau ia membatalkan transaksi itu, hidup Mura tidak akan bertahan lama...Vino dihadapkan pada pilihan, ia yang mati atau Mura...

DIRECTOR
Rako Prijanto

CINEMATOGRAPHY
Muhammad Firdaus

MUSIC
Tya Subiakto Satrio

CAST
Maudy Ayunda, Adipati Dolken,
Surya Saputra, Ikang Fawzi,
Kinaryosih, Agus Kuncoro

SCREENING FORMAT
HD

RATIO
1:2.35
1:1.85

PRODUCTION YEAR
2012

DURATION
100 minutes

Comments
Use a Facebook account to add a comment, subject to Facebook's Terms of Service and Privacy Policy. Your Facebook name, photo & other personal information you make public on Facebook will appear with your comment, and may be used on Starvision's media platforms. Learn more.

FILM TERKAIT